Jogjakarta, 30 Oktober 2010
Setelah status Gunung Merapi dinyatakan awas, hari Selasa sore gunung itu mengeluarkan awan panasnya alias wedhus gembel.
Sejak itu, beberapa kali gunung api mengeluarkan awan panas,
yang paling dahsyat adalah awan panas pada dini hari tadi sekitar pukul setengah 1.
Denger2 dari berita, gunung Merapi mengeluarkan awan panas sekitar 20 menit..
dan pagi2 saat bangun, orang2 di rumah menemukan abu yang cukup tebal,,
seumur2, baru ini aku melihat abu Merapi setebal ini sampai di daerahku, yang kurasa sangat jauh lah dari gunung.. rumahku tepatnya di daerah Sleman Barat.
aku sempat memotret jalan depan rumahku
abu setebal itu membuatku ngeri teringat teman2ku yang tinggal di daerah cangkringan sana,
semoga mereka dan keluarga, tetangga, pokoknya semua yang ada di sana selamat . amiiin :)
begitu ngeri mnedengar semua berita yang ada di tivi. bencana di mana2,, dan diberitakan juga kalau 8 gunung api di Indonesia dinaikkan statusnya menjadi waspada.
Entah ada hubungan atau tidak ( kata pakarnya si tiap gunung punya karakteristik sendiri, jadi gag ada hubungan antara Merapi dengan gunung2 lain di Indonesia) yang jelas kita harus introspeksi diri kita, harus segera bertobat laah. yuuk mari sama2,,
dan semoga bencana2 ini tidak memakan banyak korban, amiiiin..
Oiya, jadi inget kemaren liat di tivi, ada wawancara dengan Ibun Ponimin, istri dari Pak Ponimin yang dikabarkan sebagai calon juru kunci Merapi pengganti Mbah Maridjan.
Jadi ceritanya, pas Senin sore itu, bu Ponimin ini sholat Magrib di rumah, habis itu ibu ini keluar ke jalan lalu membaca surat Al-Kahfi. ketika sedang membaca, tiba2 datang seorang lelaki, di belakangnya ada bara api yang menyala2 mengatakan (dalam bahasa jawa) kira2 seperti ini "minggiro, aku arep ngentekke kraton", ibunya lalu berkata "ojo". Lelaki itu berkata lagi "Kratonmu ki ono apane kok dibelan-belani koyo ngono? Neg ora oleh, kene arep tak obrak-abrik". Bu Ponimin berkata "ojo" lagi, namun lelaki itu segera menghilang. Dan awan panas pun datang dari utara. Bu Ponimin segera masug ke dalam rumah, kemudian masi dengan mengenakan mukena, ibu itu menyuruh keluarganya berjumlah 6 orang untuk berlindung dalam mukenanya.
Sebuah mukena tentu saja tak cukup menampung 7 orang, sehingga Pak ponimin hanya terlindungi kepalanya dan kakinya terkena awan panas.
Namun alhamdulillah, semua keluarga itu selamat. dan segera turun ke posko pengungsian.
Denger2 juga, dari dulu penunggu gunung Merapi dengan Keraton memang sudah bermusuhan. Aku juga gag tahu penyebabnya, namun mendengar cerita ibu Ponimin itu, sepertinya memang begitu :o
ditulisnya posting ini, sambil melihat jalan raya yang begitu mbledug akibat lalu lalang kendaraan yang melaju dengan cepat :o
semoga gunung Merapi segera kembali normal. amiiiiinnn..
0 komentar:
Posting Komentar